Pengguna Vape Rentan Terkena Depresi

Belakangan ini, semakin banyak penelitian yang ditujukan untuk mengecek dampak atau manfaat dari penggunaan vape atau rokok elektronik. Meskipun sering diklaim sebagai salah satu cara ampuh untuk berhenti merokok, dalam realitanya vape bisa memberikan banyak sekali kerugian bagi kesehatan. Salah satunya adalah bisa membuat risiko terkena depresi meningkat.

Vape Sebabkan Risiko Depresi Meningkat

Dalam penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam JAMA Network Open, disebutkan bahwa ada kaitan erat antara penggunaan vape dengan peningkatan risiko depresi. Mereka yang rutin mengisap vape memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terkena depresi.
Dalam penelitian ini, 900 ribu data dari orang dewasa dengan usia lebih dari 18 tahun dikumpulkan selama dua tahun, yakni 2016 dan 2017. Data ini dikumpulkan lewat wawancara via telepon di Amerika Serikat.
Hasil dari peneitian ini adalah, 34 persen pengisap rokok elektronik mengaku mengidap depresi. Jumlah ini 15 persen lebih tinggi dari mereka yang tidak pernah mengisapnya. Sementara itu, 27 persen dari orang-orang yang sudah berhenti menggunakan vape juga melaporkan diri mengidap depresi.
“Penelitian ini mengungkap fakta yang bisa dijadikan pertimbangan bagi para dokter saat akan memberikan konseling pada orang-orang yang mengalami depresi atau yang mengisap rokok elektronik karena hal ini ternyata berkaitan,” ucap pemimpin penelitian ini, dr. Olufunmilayo Obisesan dari John Hopkins University.
Hanya saja, penelitian ini tidak menjelaskan bagaimana bisa penggunaan vape bisa menyebabkan risiko terkena depresi bisa meningkat. Para peneliti hanya menyebut kandungan nikotin bisa mempengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan, termasuk dalam hal menyebabkan efek buruk bagi kesehatan mental.

Berbagai Penyebab Tak Terduga Dari Munculnya Depresi

Depresi tak hanya disebabkan oleh stres atau berbagai masalah yang bisa membebani pikiran. Dalam realitanya, ada banyak sekali hal lain yang bisa menyebabkan datangnya masalah kesehatan mental ini.
Berikut adalah berbagai hal tak terduga yang bisa menyebabkan datangnya depresi.
  1. Merokok

Ternyata, telah ada penelitian yang mengaitkan rokok konvensional dengan risiko depresi. Hanya saja, sebagaimana penelitian yang dilakukan dengan vape, belum jelas apakah rokok yang menyebabkan depresi atau justru depresi yang membuat orang merokok. Satu hal yang pasti, anggapan bahwa rokok bisa mengatasi stres bisa dibantah.
Dalam realitanya, nikotin yang ada di dalam rokok bisa mengacaukan keseimbangan hormon dan suasana hati. Hal inilah yang kemudian bisa menyebabkan datangnya depresi.
  1. Kurang Tidur

Tidur tak hanya membuat kita beristirahat dan melepas lelah. Dalam realitanya, tidur bisa mencegah datangnya peradangan dan depresi. Penelitian yang dilakukan oleh dr. Matthew Edlund dari Center for Circadian Medicine membuktikan bahwa orang-orang yang kurang tidur cenderung rentan terkena depresi karena regenerasi sel-sel di dalam otak terganggu.
  1. Berlebihan Memakai Media Sosial

Penggunaan media sosial dengan berlebihan cenderung membuat kita tidak mensyukuri apa yang kita miliki di dunia nyata dan akhirnya membuat risiko terkena depresi semakin meningkat.
  1. Tempat Tinggal yang Tidak Sehat

Mereka yang tinggal di perkotaan atau kawasan pinggiran perkotaan yang padat penduduk, kumuh, dan bising cenderung memiliki risiko terkena depresi 39 persen lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tinggal di kawasan pedesaan. Mereka juga lebih rentan terkena stres berkepanjangan.
  1. Pola Makan

Pola makan yang kurang sehat seperti jarang makan sayur dan buah-buahan, jarang makan ikan, dan terlalu sering mengonsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak jahat atau garam bisa menyebabkan peningkatan risiko depresi.

Comments